Sejarah Sepeda Downhill di Dunia
05.47
By
Unknown
0
komentar
Sekitar tahun 70-an, beberapa bukit di
Utara San Francisco, Amerika Serikat, selalu diramaikan dengan raungan
sepeda motor. Sejumlah remaja memilih lereng gunung sebagai arena
kebut-kebutan. Salah satu tempat favorit mereka adalah Mount
Tamalpais.Bagi para pengebut ini, kenikmatan yang diperoleh saat melaju
menuruni lereng bukit berbeda dengan saat berpacu di sirkuit motor.
Semakin hari penggemar kebut lereng ini semakin banyak. Pemerintah
setempat mulai cemas, karena selain menimbulkan kebisingan, kegiatan ini
juga menyebabkan erosi dan merusak persediaan air tanah di perbukitan
itu. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, akhirnya pemerintah San
Francisco melarang kegiatan kebut lereng ini. Larangan itulah yang
kemudian menjadi cikal bakal olah raga sepeda gunung atau mountain bike.
Karena sudah terlanjur ketagihan, para
pengebut ini mencari jalan lain agar tetap bisa meluncur menuruni bukit,
tanpa harus melanggar larangan pemerintah setempat. Akhirnya mereka
memilih sepeda. Untuk menghemat waktu dan supaya tidak terlalu
meletihkan, ketika menaiki bukit sepeda diangkut dengan mobil pick-up
atau truck. Dari puncak bukit, sepeda kemudian ditunggangi menuruni
bukit melalui medan yang unik dan mengasyikan. Kegiatan semacam ini
mereka namakan downhill (turun bukit). Pada awalnya berbagai macam
sepeda diikutsertakan, tetapi karena medannya cukup berat, banyak sepeda
yang menjadi korban dan hancur, sehingga tidak bisa dipakai lagi.
Sepeda yang cocok untuk kegiatan semacam ini adalah sepeda yang kuat dan
memiliki tapak ban yang lebih lebar dibandingkan ban sepeda biasa.
Satu-satunya sepeda yang memenuhi persyaratan itu adalah sepeda Schwinn
Excelsior. Sepeda yang sebenarnya sudah diproduksi sejak tahun 1933 ini
menggunakan konstruksi yang sederhana tapi kokoh penampilannya.
Perancangnya adalah Ignaz Schwinn, seorang imigran dari Jerman.
Desainnya yang sederhana sangat disukai oleh para loper koran. Pada saat
itu, hampir semua loper koran di Amerika menggunakan sepeda Schwinn.
Kemudian bermunculan sepeda-sepeda yang lebih canggih, menawarkan gigi percepatan dan body yang lebih ringan. Excelsior mulai tergeser. Anak-anak muda lebih menyukai sepeda BMX dan semacamnya. Tahun 1941, produksi Excelsior dihentikan. Setengah abad kemudian, sepeda Excelsior mulai dilirik kembali. Tetapi muncul masalah, ketika menuruni bukit, rem Excelsior sering mengalami over heating. Pemilik sepeda harus membuka rumah rem dan mengganti gemuk / stempet yang sudah mencair dengan yang baru. Masalah lain, banyak para pesepeda merasa bukan pesepeda sejati dan kurang sreg dengan pengangkutan sepeda menggunakan kendaraan lain ke atas bukit. Gary Fischer, seorang pesepeda downhill mania, kemudian memasang gigi percepatan, sehingga sepedanya bisa naik ke atas bukit tanpa harus menggunakan kendaraan lain. Downhill mania lainnya, Joe Breeze dari California, merancang body sepeda khusus untuk naik turun gunung. Dua pesepeda inilah yang melahirkan sepeda gunung generasi pertama.
Kemudian bermunculan sepeda-sepeda yang lebih canggih, menawarkan gigi percepatan dan body yang lebih ringan. Excelsior mulai tergeser. Anak-anak muda lebih menyukai sepeda BMX dan semacamnya. Tahun 1941, produksi Excelsior dihentikan. Setengah abad kemudian, sepeda Excelsior mulai dilirik kembali. Tetapi muncul masalah, ketika menuruni bukit, rem Excelsior sering mengalami over heating. Pemilik sepeda harus membuka rumah rem dan mengganti gemuk / stempet yang sudah mencair dengan yang baru. Masalah lain, banyak para pesepeda merasa bukan pesepeda sejati dan kurang sreg dengan pengangkutan sepeda menggunakan kendaraan lain ke atas bukit. Gary Fischer, seorang pesepeda downhill mania, kemudian memasang gigi percepatan, sehingga sepedanya bisa naik ke atas bukit tanpa harus menggunakan kendaraan lain. Downhill mania lainnya, Joe Breeze dari California, merancang body sepeda khusus untuk naik turun gunung. Dua pesepeda inilah yang melahirkan sepeda gunung generasi pertama.
0 komentar: